Karena privasi tidak lagi terbatas pada makna kesendirian, namun lebih jauh membawa kita pada kondisi yang terbebas dari pantauan orang-orang terdekat, jejaring sosial, alat komunikasi, bahkan lingkungan di sekeliling kita berdiam diri.Entah apakah anda merasakannya, namun saya pernah merasa amat membutuhkan privasi di tengah padatnya rutinitas, bersosialisasi, monitoring langsung via telephone dari manapun mereka, hingga tekanan deadline kuliah dan... (mungkin masih banyak ‘unsur-unsur lain’ yang menguras habis kebebasan saya). Bukan berarti saya menginginkan kesendirian atau kesepian, namun kadang kala (dengan intensitas yang amat jarang) saya butuh perhatian lebih untuk diri saya sendiri yang artinya saya butuh sendiri (mungkin ini yang saya sebut ‘privasi’).
Disinilah,seringkali saya memutar otak untuk ‘hal tidak penting ini’. Entah di pagi, siang, sore maupun malam hari, tak jarang saya mendadak memiliki keinginan untuk menciptakan kesendirian. Bergegas pergi seorang diri dengan motor matic saya adalah satu pilihan yang paling saya rekomendasikan untuk menikmati kesendirian. Dengan catatan anda bukanlah orang yang mudah melamun, atau terlena ketika sedang sendiri, karena jika demikian cara yang satu ini sangat tidak dianjurkan. Bayangkan, apa yang terjadi dengan laju kendaraan bermotor di tengah keramaian kota ketika sang pengemudi melamun...!?

"..dan di jalan inilah, di tengah keramaian malioboro (yang sangat jauh dari kesan sepi), menjadi satu rute favorite saya memecah kepenatan dan kebisingan hidup dengan ‘menyendiri’..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar