21/05/09

‘Berhubungan’ dalam konsep yang sederhana


Terkadang sebuah hubungan terjadi dengan proses yang tidak disangka-sangka. Ada jenis hubungan yang terjalin dengan sangat lama untuk akhirnya berpisah, ada yang terjalin dengan cepat dan akhirnya bertahan selamanya, namun ada pula yang terjalin dengan sangat lama dan bertahan lama pula. Tidak ada yang tau pasti mana yang terbaik, namun pada akhirnya pilihan akan dijatuhkan pada seberapa lama hubungan tersebut bertahan. Maka sudah dapat ditebak, mayoritas orang akan memilih yang paling lama bertahan.

Hubungan persahabatan, pertemanan, pekerjaan, persaudaraan, keluarga dan banyak hubungan lainnya adalah bentuk konkrit dari bukti bahwa sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup seorang diri. Walaupun dalam berhubungan ada kalanya seseorang berada pada titik jenuh, namun tidak dapat dipungkiri sebuah hubungan selalu membawa kita pada satu kondisi yang membahagiakan, memberi semangat, menumbuhkan motivasi, dan situasi yang membawa kita pada fase pendewasaan. Mengapa pendewasaan ? karena pada dasarnya sebuah hubungan selalu dibangun di atas rasa saling mengerti satu sama lain, dimana kita harus memahami peringai, kebiasaan, atau hal yang disuka dan tidak disuka orang tersebut.

Ada banyak cerita dalam hidup saya, dan baru-baru ini saya sadari bahwa hampir 90% kenangan yang membekas adalah berkaitan dengan hubungan saya dengan seseorang atau bahkan seekor binatang. Diakui atau tidak, kita bukanlah mahluk yang bebas dari berhubungan dengan yang lain. Mulai dari hal yang sangat dasar ketika kita dilahirkan (perlu banyak campur tangan dalam proses tersebut dan proses sebelumnya), ketika kita tumbuh (lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, pendidikan dan banyak hal-hal lain mengintervensi kehidupan kita), bahkan hingga kita berada dalam lingkungan pekerjaan, pernikahan, dan kematian. Akhir dari semua fase kehidupan tesebut selalu berhubungan dengan pihak lain di luar diri kita.

Pernah dengar kalimat, “Sahabat adalah motivasi..” ? seringkali saya berpikir, sahabat seperti apa yang memberi motivasi ? apakah ada sahabat yang tidak memotivasi ? dalam alam pemikiran saya, tidak ada sahabat yang tidak menumbuhkan motivasi termasuk jika ia sahabat yang paling buruk sikapnya sekalipun. Begini maksud saya, setiap orang memiliki latar belakang dan kehidupan yang berbeda dengan yang lainnya termasuk juga tingkat kemampuan dalam berbagai bidang yang juga berbeda satu sama lain. Dari situlah, terkadang seseorang merasa bahwa kemampuan atau apapun yang dimiliki sahabatnya adalah sesuatu yang lebih hebat dari apa yang dimilikinya. Maka dari kondisi tersebut, seringkali seseorang memiliki motivasi untuk dapat mencapai atau memiliki pula apa yang dicapai dan dimiliki sahabatnya. Sederhana memang, tapi itulah yang sering kita pungkiri, bahwa terkadang kita mengejar sesuatu bukan mutlak berasal dari diri kita, namun juga atas dasar keinginan untuk mencapai apa yang orang lain capai.

Ada sebuah cerita dari konsep ‘hubungan’ ini. Ketika suatu hari saya berpapasan dengan seorang bapak-bapak di sebuah fakultas, saat saya sedang menunggu kedatangan seorang narasumber di muka bangunan. Setelah obrolan singkat, baru saya sadari bahwa beliau adalah dosen dari salah satu universitas terkemuka di Malaysia. Beliau bercerita tentang ihwal kedatangannya ke Indonesia, dan perjalanan-perjalanan beliau sebelumnya di negeri tercinta ini. Hingga pada suatu ketika, beliau berkata kepada kami (saya dan seorang sahabat), “nanti setelah lulus, lanjutkan saja di Malaysia”. Hanya itu! Namun kemudian tanpa saya sadari seketika itu pula saya memiliki keinginan untuk mewujudkan perkataan bapak tersebut. Sederhana sekali, dalam cerita saya ada sebuah hubungan singkat yang saya alami dengan seseorang yang sebelumnya tidak saya kenal. Bahkan dari hubungan singkat tersebut menumbuhkan sebuah motivasi untuk saya secara pribadi. Bagi saya konsep hubungan yang di bangun disini bukan hanya sebuah hubungan kekeluargaan, percintaan, maupun hubungan pertemanan yang telah terjalin antar orang yang sudah saling mengenal dalam jangka waktu yang lama. Hubungan yang saya bicarakan terkait dengan dua atau lebih orang yang saling berinteraksi dalam satu kondisi dimana satu sama lain saling menyadari adanya jalur untuk melakukan interaksi tersebut.

Konsep sebuah hubungan terkadang dimaknai secara berlebihan oleh banyak orang. Padahal dari interaksi kita dengan banyak orang setiap hari termasuk ketika kita menyapa satpam depan kampus, mengucapkan terima kasih pada kasir kantin, hingga menjawab pertanyaan tukang parkir kemana arah yang akan kita tuju adalah sebuah hubungan. Sekali lagi ini menurut saya, bahwa hubungan sangat singkat sekalipun dengan orang lain tetap saja dapat dimaknai sebagai hubungan. Jadi, jika saya berkata, “iya, saya baru saja berhubungan dengan orang tersebut” maka sudah jelas bukan apa maknanya ?

Ada banyak jalur untuk menjalin sebuah hubungan, dari hal-hal yang kecil terkadang dapat menumbuhkan sebuah hubungan yang panjang. Dalam tulisan selanjutnya berjudul “Dengan Mereka saya berhubungan”, saya tulis megenai hubungan dalam konsep umum yang sering dipahami, yaitu hubungan antara dua atau lebih orang yang telah saling mengenal sekian lama satu sama lainnya.

_17052009_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar